Rindu.
5 huruf yang cukup untuk membuatmu ingin cepat dalam melalui
hari.
5 huruf yang membuatmu senantiasa berharap agar matahari segera berganti
menjadi bulan dan bintang.
5 huruf, 5 huruf, 5 huruf.
Dan dia bukan hanya
sekedar huruf biasa. Dia bersahabat baik dengan jarak, juga waktu. Mereka bertiga
ibarat shabat karib yang tak dapat dipisahkan.
Kamu.
Membuatku mengerti apa itu rindu.
Kamu.
Mengajarkan aku juga apa itu jarak.
Kamu.
Mengajarkan aku juga bagaimana bersahabat dengan waktu.
Bukan ingin mengeluh, tapi aku ingin mengungkapkan. Tak mudah
untuk melukiskan bagaimana rindu itu. Bahkan seribu kata pun aku rasa hanya
menjadi kiasan sesaat untuk mendefinisikannya.
Memasukkan namamu di dalam setiap frasa doaku, itu tak dapat
dipungkiri lagi. Selalu.
Bukan hal mudah jika terjadi apa-apa denganmu jauh di sana.
Aku
tak bisa langsung menjangkaumu dengan mudah. Aku tak bisa berada di sampingmu,
bahkan jika hanya untuk melihatmu.
Rasa kekhawatiranku bukankah berlebihan.
Mungkin sedikit
berlebihan.
Iya, beberapa hari lalu, maafkan aku dengan kata-kataku yang
kasar. Dengan sedikit bentakan. Bahkan dengan sedikit isak tangis. Kau berkata
agar aku jangan khawatir dengan kedaaanmu, tapi apa. Aku hanya manusia biasa
yang tidak bisa mengontrol emosiku. Siapa yang bisa bersikap biasa saja ketika
orang yang disayang nya sedang tidak dalam kedaan baik-baik? Dengan kedaan kamu
jauh di sana, dan aku hanya di sini berharap untuk selalu tahu kondisi mu.
Memastikan
bahwa kau baik-baik saja, dan tak ada hal serius yang terjadi padamu. Mempercayakanmu
kepada Tuhan satu-satunya yang dapat aku lakukan.
Memang benar, rindu selalu bersahabat dengan jarak dan waktu.
Rindu.
Iya, aku rindu. Nando.
Ketika dalam setiap frasa doa ku yang bisa memelukmu dalam
setiap kalimat yang kuucapkan.
Dengan setiap kata demi kata yang kupanjatkan kepada Tuhan.
Aku tahu kamu sibuk.
Aku tak menuntut.
Tapi jujur, aku cemas dengan kedaanmu beberapa hari kemarin.
Bahkan otakku tak dapat berpikir positif.
Kamu boleh sibuk. Pekerjaanmu. Pelayananmu. Apapun itu. Aku tak
pernah menuntut mu untuk selalu ada buatku.
Tapi, tolong ketika kamu sedang dalam keadaan tidak
baik-baik, bisakah kau hancurkan sedikit tembok egomu? Hingga kau bisa selalu
memberitahu ku keadaanmu?
Aku marah.
Aku sedih.
Aku menangis.
Karena aku khawatir.
Aku gak mau kehilangan kamu.
Rindu.
Jarak.
Waktu.
Tak peduli seberapa beratnya rindu itu.
Tak peduli berapa ribu kilometer jaraknya.
Tak peduli berapa lama waktu yang harus kulalui.
Cukup memastikan bahwa kau dalam kondisi baik-baik saja, itu
sudah cukup melegakan bagiku.
Tenang.
Rindu?
Dia hanya 5 huruf kecil yang aku yakin bisa kulalui.
Cukup dengan memejamkan mataku sejenak, dan aku meminta
kepada Tuhan.
Ucapan syukurku karena masih memiliki kamu, dan permohonanku
untuk keadaanmu di sana.
Yang aku tahu.
Tuhan menjagamu lebih baik dari yang aku minta.
Aku sayang kamu, BFSS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar