Laman

"I am who I am. I'm normal. I'm not perfect. I run into things. I trip, I spill food. I say stupid things. But thats just me. " ..."My life is too short if I was just thinking of someone who is not necessarily think of me " ... "Selalu mengikuti KATA HATI" ... "Menulis dengan HATI" ... with love :)

Minggu, 06 Mei 2018

06 MEI 2018


54 hari.


Nando.


Aku tak tahu semua dimulai sejak kapan dan entah siapa yang memulai pada awalnya. Kisah ini dimulai dari ...


Foto itu. Di akun instagramku. 
Dia orang pertama yang memberikan komentar. 
Keren. Just it, no more. 
Hanya satu kata itu yang mengawali semuanya. Dan aku membalas komennya. Balasan demi balasan pun terjadi. Bukan seorang NANDO, yang hobi berkomentar hingga berkali-kali. Belum pernah. Yaks. 

Namanya BERNANDUS FERNANDO SAPUTRA SILALAHI. 
Let me to intoduce him. Aku sudah mengenalnya dari awal masuk kuliah. Yap. Sama-sama mahasiswa baru yang menuntut ilmu di kampus yang sama, beda fakultas. Pertama kali tahu tentang dia adalah ketika saat itu pertama kalinya pertemuan mata kuliah agama. Dan di situ aku tahu namanya, NANDO, Fak. Hukum. Udah, gitu aja. Sayangnya, hanya sebatas itu. Karena ternyata jam matkul kami berbeda. Aku ga pernah tahu apa dia kenal dan tahu namaku atau enggak. Ya siapa juga yang peduli bukan? Hahaah. Beberapa kali makan di kampus, aku selalu milih buat makan di fapet, dan di sini lah aku baru tahu kalau ternyata dia punya adik. Yaikks, namanya MONICA. Yang ternyata belakangan rupanya dia satu gugus samaku sewaktu ospek univ dulu. Great! Hahahah. Betapa kecilnya dunia bukan? Yap. 

Bukan hal yang sulit mendapatkan info tentang seorang nando. Yak. Siapa yang gak kenal dia di kampus. Dia aktif di organisasi. Tapi bukan berarti aku nyari info tentang dia sih. Hahahah. Semua terjadi gitu aja. Kadang ada yang sekali cerita tentang dia. Kebetulan ketemu dia with her. Hahahha. Dan info terakhir yang aku tahu sebelum tamat adalah ternyata dia sempat jadi Ketua UKM KK. Hahah. Kaget? Ga juga sih kalo ngeliat kegiatan dia selama ini, bukan hal yang aneh kalo itu boleh terjadi. Dan sedikit tentang kisah cintanya, yang aku tahu sih, dy CUKUP LAMA menjalin hubungan with her. No publish in here yaakss, hehehe. Just it. Ga pernah terlintas kalo harus deket kayak sekarang. Tapi harus aku akuin sih, dulu sempat aku bilang sama adeknya kalo kami ketemu di kantin fapet.

“ nic, abangmu masih ya sama si .... ? kapan putusnya? Wkwkkwkwkw

Dan plis jangan anggep aku nunggu mereka putus, karna aku juga masih punya hati gaes. Hahahah. Iseng aja sih, maklumin dikit, cewek normal, hahahah. Lagian tahu diri sih, mereka kayaknya relationship goals banget! Yang cownya aktif di organisasi keagaamaan kampus, cewenya juga. Hmm, so envy with them, duluuuu .... Dan PUJI TUHAN, kayaknya terakhir ketemu adeknya kemaren dia ga ada ngomonng2 soal itu, berarti dia lupa. BAGUS! Jadi ga gede kepala ntar tuh anak :p hahahhaha.


Cukup sekian kisahnya.
Back to topic.


Yaikss. Masih di komen instagram tadi. Hahahha. Sedikit seru sih anaknya kalo ngeliat komenan kami dulu. Tapi emang dasarnya cewek yaa, otakny langsung gimana gitu. Haahahha. Ak ingetnya dia masih jadian sama si ... jadi aku refleks aja stalking dia. Ternyata, gak lagi. Ohhh, Thank GOD. Hahaha. Setidaknya aku ga jadi orang ketiga ato pelakor dan semacamnya. Hahhaha. Karena aku tahu dia ga pacaran sama siapa2 lagi *ini sih kalo ngeliat dari socmednya* aku terusin komenannya. Sampe akhirnya ada ujungnya juga itu komenan. Hahahha. Ya kalii sampe 130 an lebih kalo aku ga salah. Iya, sampe sekarang aku masih suka bacain itu komenan. Hahaha. Rasanya seneng aja buat aku senyum-senyum sendiri. Dan ujungnya ya seperti biasa, no wa. Hahhaha. 

Berawal dari si ludo. Main ludo online bareng. Semua dimulai pada bulan November 2017. Bahkan sampai bulannya pun aku ingat. Hahhah. LOL. Anaknya biasa aja sih, kayaknya. Dan ya seperti biasa, chat bla bla bla. November. Desember. Semua biasa, bahkan terlalu biasa kalo aku bilang. Bisa dibilang dia sering menghilang. Katanya sih, kerjaan. Ok, alibi diterima. Hingga sampai Januari, dia datang lagi. Hahah. Masih kayak biasa, tapi jangan ditanya kami pernah ketemu ato enggak. Hahah, ENGGAK. Wkwkwkwk. Seperti biasa, dia sibuk. Dan ketika masuk FEBRUARI, awal. Entah kenapa aku tiba-tiba berpikir untuk ngestalk dia lagi. Hahha. Iyakk, kali ini karena aku pengen tahu kapan dia ulang tahun. Iseng aja sih. Dan setelah aku tahu ternyata dia ulang tahun bulan februari itu juga. Beberapa hari dari aku ngestalk dia. Okeh. 

Beli kado, gak. Nelpon, sorri aja. Ngucapin tengah malem? Apalagi, NAY. Tapi lucu aja kali ya kalo buat something gitu. Sesuatu yang unik. Yang ga biasa aja. Yang antimainstream. Dan seketika aku langsung buka youtube nyari tutorial2 kado ucapan yang antimainstream, dan keluarlah ide itu. STOP MOTION. 

Yaps.. bahan-bahannya gampang banget malahan udah ada semua di rumah. Hahahha. Aku cuman perlu beli karton aja buat tambahannya. Jangan ditanya buatnya berapa lama. Ga sampe seharian. Ga sampe sebulanan, ya kali hahahah. Cukup dengan mengorbankan jam tidur siang aku di hari minggu waktu itu. Haiksss. Yaaapss, simpel sih buat kalian jam tidur siang itu, tapi buat aku itu berharga banget coi. Hahahha. dan setelah beberapa jam. Setelah beberapa ratus foto tercipta. Setelah beberapa kali menghapus foto-foto lainnya agar memori hp muat untuk menampung semuanya. Jadilah video berdurasi sepersekian menit detik itu. Video yang .. ntah aku harus menyebutnya video apa ini. Just a video. Udah ah. Hihihihi. Jangan berharap aku ngirimnya tengah malem, gak. Aku ngirimnya pagi. Sebelum berangkat kantor. Tanpa ucapan kata-kata nan manis lainnya. Ga ada maksud apa-apa sih, jadi ya gitu aja. Send a video. No more. Muna’ sih kalo aku ga berharap dibalas. Hahah. Dan iyaakks, kagak dibalas. Boro-boro dibalas, diread kagak coi. Damn. Rasanya gengsi banget udah ngirim. Mau narik ga bisa pula. Pasrah deh aku. Hmmm. Ya setidaknya kalo terjadi hal buruk aku pake alibi aja, iya iseng gitu ngirimnya. Hahahahahhahahahhah-nya ntar aku banyakkin ditambah dengan emot-emot lainnya. Hahahaha. 

Sejam dua jam, berlalu. 
Nothing. 

Beberapa menit menuju jam makan siang. Hp ku berdering. And you know, who’s call me? NANDO SILALAHI, itu yang ditunjukkan layar handphone kecilku yang tidak seberapa, hingga aku harus menempelkan nya dekat dengan wajahku agar aku bisa melihatnya dengan jelas dan yakin. Bingung, grogi, panik, ntah harus aku apakan itu hp. Sesaat pengin dibiarin aja. Sesaat kepo kira-kira ada apa. Tapi akhirnya aku putusin buat menekan tombol hijau itu. Yaps, tombol hijau yang seketika membuat jantung ku berdetak lebih cepat dibandingkan ketika aku lari marathon. Tombol hijau yang membuat aku tersenyum sejenak. Oh kayak gini rasanya. Setelah beberapa tahun. Hahahahah, kalian tahu pasti maksud aku. Dan terciptalah perbincangan itu. 

Aku lupa durasinya. Yang kuingat, ada senyum yang terlukis di wajahku saat itu. Ya, bahkan tanpa cermin atau kaca di dekatku, aku sudah tahu kalau senyum itu menghiasi wajahku, saat itu. Siang itu. Sesaat sebelum makan siang. Tak lama, namun juga tak sesaat. Tapi cukup untuk membuat siangku berwarna-warni. Hahahahhah. Intinya dia mengucapkan terima kasih mengenai video itu. Dan bla bla bla kalimat penjelas yang mengikuti di belakangnya. Hahahha.

Semenjak itu, komunikasi kami menjadi sedikit mulai intens. Dia juga udah berani buat nelpon, dan ya semua berjalan begitu adanya.


Pertemuan pertama kami, indomaret. Terimakasih sudah mensponsori ya. Hahahha. no more explain. tapi aku suka pertemuan kedua. Aku suka. Dan tak kan pernah lupaa. Pertemuan yang membuatku telat absen kantor 9 menit. Hahahha. siapa peduli. Hahhahaha.



Hingga waktu itu. Sekitar pukul 03.00 waktu indonesia bagian subuh dimana diiringin dengan backsong kokok ayam dan dering jangkrik. Semua dimulai. Jangan tanya bagaimana reka adegannya. Jangan. Karena aku pun masih bingung jika harus menjelaskannya. Hahhahahah.



Dia.

Membuat 4 tahun ku selama ini runtuh. 
Dinding pertahananku hancur seketika. 
Hatiku mulai terbuka lagi. 

Dia. 

Dia membuat duniaku yang sudah berwarna menjadi bertambah 1 warna, lagi. Dia menambahkan warna yang selama ini belum ada di hidupku. Warna yang bahkan aku pikir selama ini tidak ada. 

Bukan hal yang mudah ketika harus berkata YA. Banyak ketakutan yang berkecamuk di kepala maupun hatiku. Bukan hal mudah untuk memulai sesuatu yang sudah lama terhenti dalam hidupmu begitu juga dengan hatimu. Terlebih ketika kau memiliki masa lalu yang bisa dikatakan tanpa ada kenangan manisnya. Ketika sudah terlalu cukup lelah dengan semua luka yang didapat, dan kau sudah sembuh. Ketika diperhadapkan pada sebuah kenyataan untuk kesiapan pada luka baru yang kemungkinan akan didapat kembali, itu bukan perkara mudah. Hingga saat ini pun, aku selalu minta sama Tuhan, dalam setiap selipan doa malamku.


“ jika dia ada hanya untuk memberi ku luka baru lagi dan sebuah pelajaran lagi di hidupku, boleh aku minta sesuatu Tuhan? Tolong jangan buat durasi yang terlalu panjang. Cukup sesaat agar aku ga punya luka dalam lagi. Aku takut, kalau terlalu lama waktunya, akan semakin dalam lukaku nanti Tuhan.”



Shit, setetes air jatuh di pelupuk mataku saat ini.
Abaikan.



Aku takut. 
Takut untuk terluka lagi. 
Takut jika harus mengalami kisah-kisah yang sama dengan sebelumnya. 

Kalian ga tahu rasanya punya pengalaman kisah cinta yang semuanya berakhir tragis kan. Dilukai. Ditinggalkan. Diselingkuhin. Diputusin. Untuk semua kisah cintaku. Tanpa terkecuali. Bagian mana yang selalu kalian bilang manis? Bagian termanisnya, ketika aku tahu bahwa Tuhan udah sembuhin luka-lukaku dengan orang-orang di sekitarku. Dengan mereka yang selalu ada buat aku. Ngebuat aku ngelupain semua kesedihan aku. Sampai aku sadar dan yakin bahwa semuanya sudah Tuhan atur. Sudah Tuhan rencanakan. Bahkan untuk setiap bagian terburuknya sekalipun. 

Wait, airmatanya kebanyakkan. Take a rest.





A few minutes later ...




Bagian terbaiknya yang Tuhan buat adalah ketika aku jadi orang yang lebih kuat. Aku jadi sesosok perempuan tegar yang kuat, dan aku ga mau menggantungkan harapan bahkan hidup aku buat sebuah kisah cinta. Yang akhirnya mungkin akan terulang lagi yang sama.
Hingga kemudian, dia datang.

Dia membuat aku bertanya-tanya selalu sama hati kecilku. Apakah aku siap untuk terluka lagi. Karena aku tahu, bukan hal mudah untuk kembali berkomitmen. Aku tak pernah setengah-setengah. Aku berikan yang terbaik yang bisa aku lakukan. Aku selalu bilang.


“ Tuhan, aku lakukan yang terbaik yang bisa aku berikan. Aku siap dengan segala resiko nya jika harus kembali terluka. Bukankah sama halnya dengan perumpamaan ini, kenapa kita harus berobat jika kita sudah tahu kita akan mati?”


Aku manusia hidup. Dan aku percaya pada sebuah harapan. Sekecil apapun harapan itu, dia pasti ada.


Damn, ini untuk pertama kalinya airmata aku jatuh selama aku berhubungan dengannya.
Abaikan.



Dulu mamak selalu bilang,

“orang selama dia masih hidup dia selalu punya pengharapan kak, itu yang ngebedain sama orang mati., harapan itu sekecil apapun dia, ga ada yang ga mungkin. Berdoa. Bawa semua nya dalam doa sama Tuhan. Kakak takut, kk kecewa, kk sedih, kk apapun yg kk rasakan, bilang sma Tuhan kak. Tuhan tuh ga pernah tidur kak. Ga langsung dijawabnya doa kk, ga langsung dikasihnya kk yang kk mau. Tapi waktunya Tuhan. Apapun keadaannya berdoa nak.”

Iya mak.



Kadang aku berpikir, kecil kali imanku sampai ketakutanku terlalu besar mengalahkan rasa sayang aku sama dia. Harusnya aku yakin dengan pilihan Tuhan. Pilihanku juga. Apapun itu Tuhan, aku harus siap dengan konsekuensinya. Jika aku harus terluka kembali, aku percaya Tuhan mau aku belajar sesuatu lagi dari dia.


Aku sayang sama dia. 
Aku siap dengan segala konsekuensinya. 
Aku siap dengan pertanggungjawabannya.



Kalau pelangi boleh ada karena hujan yang terlebih dahulu datang. Lalu kenapa aku harus takut jika hujan datang, bukankah aku mau melihat pelanginya? Berarti itu aku harus siap dengan hujan.




Nando.


Aku bersyukur pada Tuhan untuk semua hal yang boleh terjadi pada kita hingga detik ini. 
Untuk setiap moment yang boleh ada hingga detik ini. 
Untuk setiap pembelajaran yang aku dapat dari dirimu. 
Untuk setiap hal yang kita belum tahu ke depannya. 
Untuk semua harapan dan doa yang kita panjatkan kepada Tuhan. 
Hingga aku meneteskan airmataku malam ini. 
Bahkan aku menangis bukan karena merasa sakit.


Terimakasih.


Dengan segala kekurangan dan kelebihanku. 
Dengan segala sikap dan sifatku. 
Dengan segala rasa yang aku miliki.


Inilah aku.

PUTRI AJENG STEPHANIE.

06 MEI 2018

22.41







Tidak ada komentar:

Posting Komentar