54 hari.
Nando.
Aku tak tahu semua dimulai sejak kapan dan entah siapa yang
memulai pada awalnya. Kisah ini dimulai dari ...
Foto itu. Di akun instagramku.
Dia orang pertama yang
memberikan komentar.
Keren. Just it, no more.
Hanya satu kata itu yang
mengawali semuanya. Dan aku membalas komennya. Balasan demi balasan pun
terjadi. Bukan seorang NANDO, yang hobi berkomentar hingga berkali-kali. Belum pernah.
Yaks.
Namanya BERNANDUS FERNANDO SAPUTRA SILALAHI.
Let me to intoduce him. Aku sudah
mengenalnya dari awal masuk kuliah. Yap. Sama-sama mahasiswa baru yang menuntut
ilmu di kampus yang sama, beda fakultas. Pertama kali tahu tentang dia adalah
ketika saat itu pertama kalinya pertemuan mata kuliah agama. Dan di situ aku
tahu namanya, NANDO, Fak. Hukum. Udah, gitu aja. Sayangnya, hanya sebatas itu. Karena
ternyata jam matkul kami berbeda. Aku ga pernah tahu apa dia kenal dan tahu
namaku atau enggak. Ya siapa juga yang peduli bukan? Hahaah. Beberapa kali
makan di kampus, aku selalu milih buat makan di fapet, dan di sini lah aku baru
tahu kalau ternyata dia punya adik. Yaikks, namanya MONICA. Yang ternyata
belakangan rupanya dia satu gugus samaku sewaktu ospek univ dulu. Great! Hahahah.
Betapa kecilnya dunia bukan? Yap.
Bukan hal yang sulit mendapatkan info tentang
seorang nando. Yak. Siapa yang gak kenal dia di kampus. Dia aktif di
organisasi. Tapi bukan berarti aku nyari info tentang dia sih. Hahahah. Semua terjadi
gitu aja. Kadang ada yang sekali cerita tentang dia. Kebetulan ketemu dia with
her. Hahahha. Dan info terakhir yang aku tahu sebelum tamat adalah ternyata dia
sempat jadi Ketua UKM KK. Hahah. Kaget? Ga juga sih kalo ngeliat kegiatan dia
selama ini, bukan hal yang aneh kalo itu boleh terjadi. Dan sedikit tentang
kisah cintanya, yang aku tahu sih, dy CUKUP LAMA menjalin hubungan with her. No
publish in here yaakss, hehehe. Just it. Ga pernah terlintas kalo harus deket
kayak sekarang. Tapi harus aku akuin sih, dulu sempat aku bilang sama adeknya
kalo kami ketemu di kantin fapet.
“ nic, abangmu masih ya sama si .... ? kapan putusnya? Wkwkkwkwkw
Dan plis jangan anggep aku nunggu mereka putus, karna aku
juga masih punya hati gaes. Hahahah. Iseng aja sih, maklumin dikit, cewek normal,
hahahah. Lagian tahu diri sih, mereka kayaknya relationship goals banget! Yang cownya
aktif di organisasi keagaamaan kampus, cewenya juga. Hmm, so envy with them,
duluuuu .... Dan PUJI TUHAN, kayaknya terakhir ketemu adeknya kemaren dia ga
ada ngomonng2 soal itu, berarti dia lupa. BAGUS! Jadi ga gede kepala ntar tuh
anak :p hahahhaha.
Cukup sekian kisahnya.
Back to topic.
Yaikss. Masih di komen instagram tadi. Hahahha. Sedikit seru
sih anaknya kalo ngeliat komenan kami dulu. Tapi emang dasarnya cewek yaa,
otakny langsung gimana gitu. Haahahha. Ak ingetnya dia masih jadian sama si ...
jadi aku refleks aja stalking dia. Ternyata, gak lagi. Ohhh, Thank GOD. Hahaha.
Setidaknya aku ga jadi orang ketiga ato pelakor dan semacamnya. Hahhaha. Karena
aku tahu dia ga pacaran sama siapa2 lagi *ini sih kalo ngeliat dari socmednya*
aku terusin komenannya. Sampe akhirnya ada ujungnya juga itu komenan. Hahahha. Ya
kalii sampe 130 an lebih kalo aku ga salah. Iya, sampe sekarang aku masih suka
bacain itu komenan. Hahaha. Rasanya seneng aja buat aku senyum-senyum sendiri. Dan
ujungnya ya seperti biasa, no wa. Hahhaha.
Berawal dari si ludo. Main ludo
online bareng. Semua dimulai pada bulan November 2017. Bahkan sampai bulannya
pun aku ingat. Hahhah. LOL. Anaknya biasa aja sih, kayaknya. Dan ya seperti
biasa, chat bla bla bla. November. Desember. Semua biasa, bahkan terlalu biasa
kalo aku bilang. Bisa dibilang dia sering menghilang. Katanya sih, kerjaan. Ok,
alibi diterima. Hingga sampai Januari, dia datang lagi. Hahah. Masih kayak
biasa, tapi jangan ditanya kami pernah ketemu ato enggak. Hahah, ENGGAK. Wkwkwkwk.
Seperti biasa, dia sibuk. Dan ketika masuk FEBRUARI, awal. Entah kenapa aku tiba-tiba
berpikir untuk ngestalk dia lagi. Hahha. Iyakk, kali ini karena aku pengen tahu
kapan dia ulang tahun. Iseng aja sih. Dan setelah aku tahu ternyata dia ulang
tahun bulan februari itu juga. Beberapa hari dari aku ngestalk dia. Okeh.
Beli kado,
gak. Nelpon, sorri aja. Ngucapin tengah malem? Apalagi, NAY. Tapi lucu aja kali
ya kalo buat something gitu. Sesuatu yang unik. Yang ga biasa aja. Yang antimainstream.
Dan seketika aku langsung buka youtube nyari tutorial2 kado ucapan yang
antimainstream, dan keluarlah ide itu. STOP MOTION.
Yaps.. bahan-bahannya gampang
banget malahan udah ada semua di rumah. Hahahha. Aku cuman perlu beli karton
aja buat tambahannya. Jangan ditanya buatnya berapa lama. Ga sampe seharian. Ga
sampe sebulanan, ya kali hahahah. Cukup dengan mengorbankan jam tidur siang aku
di hari minggu waktu itu. Haiksss. Yaaapss, simpel sih buat kalian jam tidur
siang itu, tapi buat aku itu berharga banget coi. Hahahha. dan setelah beberapa
jam. Setelah beberapa ratus foto tercipta. Setelah beberapa kali menghapus
foto-foto lainnya agar memori hp muat untuk menampung semuanya. Jadilah video
berdurasi sepersekian menit detik itu. Video yang .. ntah aku harus menyebutnya
video apa ini. Just a video. Udah ah. Hihihihi. Jangan berharap aku ngirimnya
tengah malem, gak. Aku ngirimnya pagi. Sebelum berangkat kantor. Tanpa ucapan
kata-kata nan manis lainnya. Ga ada maksud apa-apa sih, jadi ya gitu aja. Send a
video. No more. Muna’ sih kalo aku ga berharap dibalas. Hahah. Dan iyaakks,
kagak dibalas. Boro-boro dibalas, diread kagak coi. Damn. Rasanya gengsi banget
udah ngirim. Mau narik ga bisa pula. Pasrah deh aku. Hmmm. Ya setidaknya kalo
terjadi hal buruk aku pake alibi aja, iya iseng gitu ngirimnya. Hahahahahhahahahhah-nya
ntar aku banyakkin ditambah dengan emot-emot lainnya. Hahahaha.
Sejam dua jam,
berlalu.
Nothing.
Beberapa menit menuju jam makan siang. Hp ku berdering. And you
know, who’s call me? NANDO SILALAHI, itu yang ditunjukkan layar handphone
kecilku yang tidak seberapa, hingga aku harus menempelkan nya dekat dengan wajahku
agar aku bisa melihatnya dengan jelas dan yakin. Bingung, grogi, panik, ntah
harus aku apakan itu hp. Sesaat pengin dibiarin aja. Sesaat kepo kira-kira ada
apa. Tapi akhirnya aku putusin buat menekan tombol hijau itu. Yaps, tombol
hijau yang seketika membuat jantung ku berdetak lebih cepat dibandingkan ketika
aku lari marathon. Tombol hijau yang membuat aku tersenyum sejenak. Oh kayak
gini rasanya. Setelah beberapa tahun. Hahahahah, kalian tahu pasti maksud aku. Dan
terciptalah perbincangan itu.
Aku lupa durasinya. Yang kuingat, ada senyum yang
terlukis di wajahku saat itu. Ya, bahkan tanpa cermin atau kaca di dekatku, aku
sudah tahu kalau senyum itu menghiasi wajahku, saat itu. Siang itu. Sesaat sebelum
makan siang. Tak lama, namun juga tak sesaat. Tapi cukup untuk membuat siangku
berwarna-warni. Hahahahhah. Intinya dia mengucapkan terima kasih mengenai video
itu. Dan bla bla bla kalimat penjelas yang mengikuti di belakangnya. Hahahha.
Semenjak itu, komunikasi kami menjadi sedikit mulai intens. Dia
juga udah berani buat nelpon, dan ya semua berjalan begitu adanya.
Pertemuan pertama kami, indomaret. Terimakasih sudah
mensponsori ya. Hahahha. no more explain. tapi aku suka pertemuan kedua. Aku suka.
Dan tak kan pernah lupaa. Pertemuan yang membuatku telat absen kantor 9 menit. Hahahha.
siapa peduli. Hahhahaha.
Hingga waktu itu. Sekitar pukul 03.00 waktu indonesia bagian
subuh dimana diiringin dengan backsong kokok ayam dan dering jangkrik. Semua dimulai.
Jangan tanya bagaimana reka adegannya. Jangan. Karena aku pun masih bingung
jika harus menjelaskannya. Hahhahahah.
Dia.
Membuat 4 tahun ku selama ini runtuh.
Dinding pertahananku
hancur seketika.
Hatiku mulai terbuka lagi.
Dia.
Dia membuat duniaku yang sudah
berwarna menjadi bertambah 1 warna, lagi. Dia menambahkan warna yang selama ini
belum ada di hidupku. Warna yang bahkan aku pikir selama ini tidak ada.
Bukan hal
yang mudah ketika harus berkata YA. Banyak ketakutan yang berkecamuk di kepala
maupun hatiku. Bukan hal mudah untuk memulai sesuatu yang sudah lama terhenti
dalam hidupmu begitu juga dengan hatimu. Terlebih ketika kau memiliki masa lalu
yang bisa dikatakan tanpa ada kenangan manisnya. Ketika sudah terlalu cukup
lelah dengan semua luka yang didapat, dan kau sudah sembuh. Ketika diperhadapkan
pada sebuah kenyataan untuk kesiapan pada luka baru yang kemungkinan akan
didapat kembali, itu bukan perkara mudah. Hingga saat ini pun, aku selalu minta
sama Tuhan, dalam setiap selipan doa malamku.
“ jika dia ada hanya untuk memberi ku luka baru lagi dan sebuah
pelajaran lagi di hidupku, boleh aku minta sesuatu Tuhan? Tolong jangan buat
durasi yang terlalu panjang. Cukup sesaat agar aku ga punya luka dalam lagi. Aku
takut, kalau terlalu lama waktunya, akan semakin dalam lukaku nanti Tuhan.”
Shit, setetes air jatuh di pelupuk mataku saat ini.
Abaikan.
Aku takut.
Takut untuk terluka lagi.
Takut jika harus
mengalami kisah-kisah yang sama dengan sebelumnya.
Kalian ga tahu rasanya punya
pengalaman kisah cinta yang semuanya berakhir tragis kan. Dilukai. Ditinggalkan.
Diselingkuhin. Diputusin. Untuk semua kisah cintaku. Tanpa terkecuali. Bagian mana
yang selalu kalian bilang manis? Bagian termanisnya, ketika aku tahu bahwa
Tuhan udah sembuhin luka-lukaku dengan orang-orang di sekitarku. Dengan mereka
yang selalu ada buat aku. Ngebuat aku ngelupain semua kesedihan aku. Sampai aku
sadar dan yakin bahwa semuanya sudah Tuhan atur. Sudah Tuhan rencanakan. Bahkan
untuk setiap bagian terburuknya sekalipun.
Wait, airmatanya kebanyakkan. Take a
rest.
A few minutes later ...
Bagian terbaiknya yang Tuhan buat adalah ketika aku jadi
orang yang lebih kuat. Aku jadi sesosok perempuan tegar yang kuat, dan aku ga
mau menggantungkan harapan bahkan hidup aku buat sebuah kisah cinta. Yang akhirnya
mungkin akan terulang lagi yang sama.
Hingga kemudian, dia datang.
Dia membuat aku bertanya-tanya selalu sama hati kecilku. Apakah
aku siap untuk terluka lagi. Karena aku tahu, bukan hal mudah untuk kembali
berkomitmen. Aku tak pernah setengah-setengah. Aku berikan yang terbaik yang
bisa aku lakukan. Aku selalu bilang.
“ Tuhan, aku lakukan yang terbaik yang bisa aku berikan. Aku
siap dengan segala resiko nya jika harus kembali terluka. Bukankah sama halnya
dengan perumpamaan ini, kenapa kita harus berobat jika kita sudah tahu kita
akan mati?”
Aku manusia hidup. Dan aku percaya pada sebuah harapan. Sekecil
apapun harapan itu, dia pasti ada.
Damn, ini untuk pertama kalinya airmata aku jatuh selama aku
berhubungan dengannya.
Abaikan.
Dulu mamak selalu bilang,
“orang selama dia masih hidup dia selalu punya pengharapan
kak, itu yang ngebedain sama orang mati., harapan itu sekecil apapun dia, ga
ada yang ga mungkin. Berdoa. Bawa semua nya dalam doa sama Tuhan. Kakak takut,
kk kecewa, kk sedih, kk apapun yg kk rasakan, bilang sma Tuhan kak. Tuhan tuh
ga pernah tidur kak. Ga langsung dijawabnya doa kk, ga langsung dikasihnya kk
yang kk mau. Tapi waktunya Tuhan. Apapun keadaannya berdoa nak.”
Iya mak.
Kadang aku berpikir, kecil kali imanku sampai ketakutanku
terlalu besar mengalahkan rasa sayang aku sama dia. Harusnya aku yakin dengan
pilihan Tuhan. Pilihanku juga. Apapun itu Tuhan, aku harus siap dengan
konsekuensinya. Jika aku harus terluka kembali, aku percaya Tuhan mau aku
belajar sesuatu lagi dari dia.
Aku sayang sama dia.
Aku siap dengan segala konsekuensinya.
Aku
siap dengan pertanggungjawabannya.
Kalau pelangi boleh ada karena hujan yang terlebih dahulu
datang. Lalu kenapa aku harus takut jika hujan datang, bukankah aku mau melihat
pelanginya? Berarti itu aku harus siap dengan hujan.
Nando.
Aku bersyukur pada Tuhan untuk semua hal yang boleh terjadi
pada kita hingga detik ini.
Untuk setiap moment yang boleh ada hingga detik
ini.
Untuk setiap pembelajaran yang aku dapat dari dirimu.
Untuk setiap hal
yang kita belum tahu ke depannya.
Untuk semua harapan dan doa yang kita
panjatkan kepada Tuhan.
Hingga aku meneteskan airmataku malam ini.
Bahkan aku
menangis bukan karena merasa sakit.
Terimakasih.
Dengan segala kekurangan dan kelebihanku.
Dengan segala
sikap dan sifatku.
Dengan segala rasa yang aku miliki.
Inilah aku.
PUTRI AJENG STEPHANIE.
06 MEI 2018
22.41